Kamis, 14 Januari 2010

kisah pena dan kertas

Sebuah pena yang pintar akan kaya suatu informasi terdengar sampai negeri antah berantah. Ia pena saat berjalan atau bertutur ia lancar tanpa ada ganggu saat menuangkan tintanya kemanapun yang ia inginkan, kejujuran dan kebohongan ia harus mempertanggungjawabkan untuk melakukan suatu perkerjaan yang mulia. Bahkan hidupsebuah pena dapat diukur dari kesetiannya kepada seluruh dunia antah berantah apakah mencerdaskan, atau membodohkan bahkan bisa juga mencari keuntungan.
Pada suatu ketika, sebuah kertas yang polos bersih dan tidak mengerti apa-apa. Ia tampak lugu sedang membangun kepribadiannya yang tidak jelas akan kemana arahnya. "Mungkin kertas itu tak mengerti pendidikan, hati Nurani, sosial dan budaya". Lama ia mencari jati dirinya yang tak mengerti bagaimana mencari kehidupan. Ia harus kesana kemari yang tak pernah mengerti arti prikemanusiaan yang ada hanya keuntungan, kekuasaan dan kemewahan.
"pena..antara perkerjaannya sering melihat, mendengar dan merasakan kesulitan sesama arti kemanusiaan.
"suatu ketika pena dan kertas bertemu. "pena". ujar kertas itu, sambil mengepakan kertas yang begitu kosong akan bab perbab bahkan dari halaman ke halaman. dengan bergaya, untuk apa kau mencari lingkungan yang kotor samapai kau rela kesawah, ke petempuran bahkan perkampungan.
"terima kasih, kertas" ujar pena sambil tersenyum "kertas aku ingin merangkai syair-syair hati nurani ke sebuah kertasmu yang masih kosong telah membutakan penglihatanmu.
"apa kehebatanmu? tentang syair-syair nurani"
"nggak percaya? akan kutulis syair yang indah"
"ya, coba tunjukan kehebatanmu".
dia menuju suatu kertas, yang tidak ada tulisan sama sekali. Dengan beratnya menulis "keadilan, persamaan dan kebebasan" di kertas sampai lelah ketika menulis syair-syair perlawanan dan pencerahan yang ingin merubah karakter kertas menjadi mengerti kata keadilan, persamaan dan kebebasan. Halaman demi halaman di lalui dengan iklas agar kertas berubah menjadi kertas yang memberkan cahaya.
lama dia menuangkan tinta-tinta keadilan, kertas melihat begitu8 letihnya dan penuh semangat sebuah tinta dengan rasa ingin tahu kertas melihat penulisan sebuah pena penuh membuat kertas menjadi gemetar dan perasaan takut membaca syair-syair keadilan, beruntung dapat terrekam memori kertas yang putih menjadi catatan suatu arti keadilan dan persamaan. Mungkin ini keadilan, kebebasan dan persamaan "kata kertas" andai aku melihat dunia dari dulu menciptakan keadilan dan persamaan bukan kepentingan yang dirasakan tak ada korban yang berjatuhan, tak ada penggundulan hutan. kertas dan negeri antah berantah menjadi mengerti arti keadilan, merasakan kertas berguna ketika tuangan pene-pena kejujuran yang mengalir kedalam kertas yang kosong.
akhirnya kertas merasakan berguna saat tinta, "mulai saat itu kertas-kertas yang polos menemukan hidup penuh perasaan rela saaat tinta mencerahkan kalimat-kalimat di jiwa kertas.
pena berkata "tintaku akan melekat di jiwamu jangan sampai pudar terkena air"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar